Kaledonia Baru (New Caledonia)
![]() |
![]() |
Kaledonia Baru merupakan kepulauan seluas 18,575 kilometer persegi di Samudera Pasifik yang ditemukan oleh penjelajah James Cook pada 4 September 1774 ketika melakukan perjalanan keduanya di kawasan Pasifik. Ia menamakan wilayah ini Kaledonia Baru karena teringat tanah kelahirannya, Skotlandia.
Di bawah pemerintahan Napoleon III, Prancis mengambil alih Kaledonia Baru secara resmi pada 24 September 1853 dan membangun Noumea yang sekarang menjadi ibu kota pada 25 Juni 1854.
Tempat itu pada 1864-1897 dijadikan sebagai lokasi pembuangan tidak kurang dari 22.000 narapidana namun setelah Gubernur Prancis di Kaledonia, Paul Feillet memberi penghapusan hukuman dan kembali ke kampung halaman mereka, maka imigran dari Asia datang bekerja di pertambangan dan perkebunan di Kaledonia Baru.
Bermula dari aturan "Koeli Ordonantie" pada 1880 yang mengatur hubungan kerja antara buruh dan majikan untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja di perkebunan Belanda di Sumatra, Prancis kemudian meminta buruh untuk pertambangan nikel dan perkebunan di Kaledonia Baru, maka dikirimlah 170 pekerja dari Pulau Jawa dan tiba di Kaledonia pada 16 Februari 1896.
Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia Baru juga sama dengan orang Jawa Suriname, tetapi kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.
Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa. Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, tetapi kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Prancis saja.
Jejak awal keberadaan manusia pada tanggal Kaledonia Baru kembali ke periode Lapita. Lapita sangat terampil berlayar dan bercocok-tanam.
Penjelajah Inggris, Kapten James Cook adalah orang Eropa pertama yang mengunjungi Kaledonia Baru, pada 4 September 1774, pada saat penjelajahan keduanya. Dia menamakannya "Kaledonia Baru", sebagai peringatan akan sebuah pulau di timur laut Skotlandia. Pantai barat Grande Terre disisir oleh Jean-François de Galaup pada tahun 1788, tak lama sebelum ia menghilang, dan Kepulauan Loyalty pertama kali dikunjungi pada tahun 1796. Sejak saat itu hingga 1840, hanya beberapa kontak sporadis dengan kepualuan tersebut yang tercatat. Kontak menjadi lebih sering setelah 1840, karena minat kayu cendana dari Kaledonia Baru.
Karena perdagangan cendana menurun, perdagangan beralih ke perdagangan blackbird, eufemisme untuk memperbudak orang dari Kaledonia Baru, Kepulauan Loyalty, New Hebrides, New Guinea, dan Kepulauan Solomon untuk bekerja di perkebunan tebu di Fiji dan Queensland.Perdagangan berhenti pada awal abad ke-20.Para korban perdagangan ini disebut "Kanakas", seperti semua orang Oseania.